Minggu, 26 Mei 2013

KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TIDAK BAB SELAMA 48 JAM PADA NEONATAL

KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
TIDAK BAB SELAMA 48 JAM PADA NEONATAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
HALIDA ZIA
HENI LESTARI
HERIATI
SUNARSIAH

DOSEN PENGAMPU :
INDRAYANI BR HARAHAP,Skep.Ns.

AKADEMI KEBIDANAN KELUARGA BUNDA JAMBI
TAHUN AJARAN.2012/2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “TIDAK BAB DALAM WAKTU 48 JAM”
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun semoga makalah ini berrmanfaat bagi pembaca




Jambi maret 2013


PENULIS










DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................... ii
Daftar isi .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A.LATAR BELAKANG
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................
A.KESIMPULAN.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................












PENDAHULUAN

       Konstipasi (Tidak BAB dalam waktu 48jam) adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yg jarang, jumlah feses (kotoran) kurang, atau fesesnya keras dan kering.
      Konstipasi jg dapat diartikan sebagai keadaan dimana membengkaknya jaringan dinding dubur (anus) yg mengandung pembuluh darah balik (vena) sehingga saluran cerna seseorang yang mengalami pengerasan feses (tinja)dan kesulitan untuk melakukan buang air besar.
      Bayi mengalami konstipasi atau kesulitan buang air besar artinya bayi buang air besar sukar, feses keras dan seperti batu dan sangat sulit dan sakit sewaktu keluar.











BAB II PEMBAHASAN

BAYI TIDAK BAB DALAM WAKTU 48 JAM

KONSTIPASI PADA BAYI

Definisi
       Konstipasi adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yg jarang, jumlah feses (kotoran) kurang, atau fesesnya keras dan kering.
      Konstipasi jg dapat diartikan sebagai keadaan dimana membengkaknya jaringan dinding dubur (anus) yg mengandung pembuluh darah balik (vena) sehingga saluran cerna seseorang yang mengalami pengerasan feses (tinja)dan kesulitan untuk melakukan buang air besar.
      Bayi mengalami konstipasi atau kesulitan buang air besar artinya bayi buang air besar sukar, feses keras dan seperti batu dan sangat sulit dan sakit sewaktu keluar.

Etiologi
a.       Mekanik
       Yaitu karena ada sumbatan (obstruksi) atau kelancaran gerakan peristaltik usus misalnya akibat kanker, diverkulitis (radang devertikel) stenolisis (penyempitan pembuluh/saluran) megakolon (peleburan usus besar) ileusparalitik (obstruksi ususyg menimbulkan mules yg hebat dan muntah-muntah).
b.      Fisiologik
       Dehidrasi, diet rendah serat, penyakit dengan demam, kurang tidur, pembedahan penyakit yang melemahkan dan kehamilan.
c.       Psikogenik atau tingah laku
Kebiasaan buruk (mengabaikan keinginan untuk buang air besar) dan cemas.
d.      Farmakologik
     Opiat, codein, morfin, antidepresan, trisiklik, antikolinergik, antasida. Yang mengandung alumunium.umumnya, akibat lanjutnya (proknosis) meliputi kejadian yang baru saja terjadi (akut), karena penyakit atau inaktifitasyang terpaksa. Tetapi bisa saja kurang baik pada jenis psikogenik atau akibat tingkah laku (jika tidak ada perbaikan yang serius). Untuk mengetahui secara pasti penyebabnya, perlu amnanesa yg teliti dan pemeriksaan klinis, digital, proktoskopi.

Penyebab
Kontipasi dapat disebabkan oleh:
a.       Nutrisi yang baruk serta rendah serat.
b.      Kebiasaan BAB yang tidak baik.
c.       Kurangnya asupan cairan.
d.      Kurangnya aktivitas fisik.
e.       Pembuatan susu formula yang konsentrasi terlalu kuat.
f.       Toilet training yang dipaksakan. Toilet training pada anak yang belum siap secara emosional dapat mengakibatkan anak memberontak dengan menhan keinginan BAB.
g.      Kecenderungan alami gerakan usus yang lebih lambat, misalnya pada anak dengan riwayai feses yang lebih padat dari normal pada minggu-minggu awal setelah lahir.
h.      Adanya kondisi anus yang menyebabkan nyeri, misalnya robekan pada lapisa mukosa anus (anal fissure).
       Konstipasi jarang terjadi pada bayi yang diberikan ASI (air  susu ibu) eksklusif. Konstipasi biasanya mulai terjadi pada bayi yang mulai meminum susu formula atau mulai makan makanan lainnya, konsistensi dari feses (tinja) akan berubah dan dapat menjadi konstipasi.
       Tinja pada bayi dengan ASI eksklusif konsistensinya biasanya lembek, berair, warna kuning tuadan berbiji-biji. Bayi yang memperoleh ASI eksklusif biasanya jarang menderita sembelit. Hal tersebut karena ASI mengandung nutrisi nutrisi dalam bentuk yang medah dicerna dan diserap tubuh.
       Pada bayi yang diberi susu formula, sembilit yang terjadi mungkin saja  karena jenis susu botol yang di minumnya. Susu yang mengandung zat besi terlalu tinggi, bisa membuat sikecil mengalami sembelit (kostipasi). Maka, coba perhatikan susu si keci. Bla memang kandungan zat besinya terlalu tinggi, mungkin bisa menggantinya dengan susu yg lain. Tapi alangkah baiknya, sebelum mengganti susu, terlebih dahulu berkonsultasi dg dokter anak.
       Konstipasi jarang sekali pada neonatus, jika terjadi biasanya disebabkan oleh fisura ani atau masalah pemberian makanan. Pada anak-anak, konstipasi terlazim disebabkan oleh perubahan dalam kebiasaan sehari-hari atau lingkungan mereka.
       Konstipasi dapat timbul karena anak mempunyai suatu kondisi, seperti fisura rekti yang menyebabkan defekasi yang nyeri. Karena ketakutan defekasi nyeri, maka anak-anak mensupresi keinginaan berdefekasi, mengabadikan produksi feses yang keras dan kering, yg terus-menerus mengiritasi fisura rekti.

Manifestasi klinis
Permulaan timbulnya dan lamanya konstipasi
a.       Konstipasi akut
Lama konstipasi       :1-4 minggu
Penyebab                 :infeksi firus, obstruksi mekanis, dehidrasi
b.      Konstipasi kronik
Lama konstipasi     :lebih dari satu bulan
Penyebab               :biasanya fungsional, penyakit Hirschsprung.

Penanganan.
       Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengatsi konstipasi diantaranya:
a.       Berikan bayi anda lebih banyak cairan seperti air putih, susu atau setelah usia 4 bulan dapat diberikan jus buah yang diencerkan.
b.      Olahraga, bantulah bayi anda dengan melakukan olah raga kecil dengan cara menekuk lutut bayi kearah perutnya secara lenbut beberapa kali, yang akan membantu untuk mengeluarkan BAB (buang air besar).
c.       Berikan bayi anda mandi air hanga.
d.      Oleskan vaselin atau beby oil didaerah sekitar anus bayi.
e.       Setelah bayi mulai makan padat, berikanlah lebih banyak makanan yang berserat dari buah dan sayur.
f.       Kebiasaan BAB yang baik

1).    Anak yang mengalami konstipasi harus dilatih untuk membanguan kebiasaan BAB yang baik.
2).    Anak juga harus belajar untuk tidak menahan keinginan BAB.
Salah satu komplikasi konstipasi kronis yang cukup serius adalah enkopresis, yaitu keluarnya feses secara involunter sebagai akibat impakasi sekunder oleh masa feses yang sangat banyak.


Jika bayi mengalami sembelit pada satu minggu pertama kelahiran harus dicurigai ada kelainan anatomi bawaan sejak lahir. Yang paling sering adalah Hirschprung, yaitu tidak ditemukannya persarafan pada sebagian segmen usus. Dengan tidak adanya sistem saraf tersebut, gerakan usus akan terganggu sehingga tinja akan tertahan disitu. Bila keadaan ini berlangsung lama, kuman-kuman di usus besar jadi menumpuk dan berlebihan. Selanjutnya akan terjadi infeksi enterokolitis (infeksi usus). Jika didiamkan bisa menjadi sepsis (infeksi berat) yang dapat menyebabkan kematian pada bayi.
Bisa juga lama-lama karena pembusukan kotoran, akan mengeluarkan cairan. Cairan ini akan merembes keluar tanpa bisa ditahan oleh anus karena tak ada persarafan tadi. Mungkin orang tua ataupun dokter tidak menyadari si bayi mengalami mencret atau diare biasa. Untuk mengetahui  perbedaannya dengan diare normal, bisa diperhatikan dari baunya yang busuk. Selain itu , perut si bayi juga akan kembung sekali alias membuncit. Ditambah lagi dengan ada riwayat BAB yang tidak pernah normal. Sedangkan pada diare yang normal, biasanya sebelumnya tidak ada riwayat BAB yang bermasalah. Jadi tiba-tiba terkena infeksi lalu mencret.
Untuk memastikan adanya kelainan ini dilakukan pemeriksaan dengan barium enema lewat anus. Bagian usus yang tidak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi. Operasi ini biasanya dilakukan dua kali. Pertama, dibuang usus yang tidak ada persarafannya. Kedua, kalau usus tidak bisa ditarik kebawah, langsung disambung keanus. Kalau ternyata ususnya belum bisa ditarik, maka dilakukan Kolostomi, yaitu dibuat lubang ke dinding perut. Jadi bayi akan BAB lewat lubang tersebut. Nanti kalau ususnya sudah cukup panjang, bisa dioperasi lagi untuk diturunkan dan disambung langsung ke anus. Biasanya menunggu sampai ususnya lebih panjang , ini bisa memakan waktu sampai 3 bulan, tergantung kondisi si anak. Selama itu, anak tetap harus dikontrol terus, dua minggu sekali atau sebulan sekali.
Setelah dioperasi dengan dibuang kelainannya, BAB anak biasanya akan normal kembali. Kecuali jika kelainannya parah sampai usus besarnya harus dibuang semuanya, maka akan tetap bermasalah. Namun kasus ini jarang terjadi.
Tanda-tanda sembelit pada bayi :
  1. Pada bayi yang baru lahir, fesesnya keras dan dikeluarkan kurang dari sekali sehari dengan tegang dan sulit
  2. Feses besar, kering, keras, dan sakit saat mengeluarkannya
  3. Feses keras yang menyerupai batu kali kecil dikeluarkan oleh bayi yang tegang, yang menekuk kakinya ke atas perutnya, mengejan dengan keras, dan wajahnya memerah selama BAB
  4. Kadang ada percikan darah di sepanjang bagian feses
  5. Perut terasa tidak nyaman karena feses jarang dikeluarkan dengan keras
Penyebab   sembelit
Makanan        atau    susu    yang   baru
Pengubahan dari ASI ke susu formula, atau dari susu formula yang satu ke lainnya, atau ke susu sapi.

Gangguan   emosional
Sebagian dokter anak berpendapat bahwa salah satu penyebab anak sembelit adalah adanya reaksi alergi.
Bagaimana mengatasinya?
  1. Berikan bayi atau batita makanan yang dapat mengurangi sembelit. Hindari dulu beras, roti putih, sereal beras, pisang, buah apel, wortel yang dimasak, susu, dan keju yang berpotensi memicu sembelit. Bila bayi mulai menunjukkan tanda-tanda sembelit, berikan tumbukan buah peach atau prune untuk mengurangi sembelitnya.
  2. Tambahkan makanan berserat ke dalam menu bayi dan balita. Serat melembutkan feses dengan menyerap air ke feses dan membuatnya berbentuk dan mudah untuk lewat. Makanan berserat untuk bayi yang lebih tua adalah sereal, biskuit terigu, roti dan biskuit dari gandum, sayuran kaya serat seperti kacang polong, brokoli, serta buncis. Buah-buahan sebagai pencuci perut adalah buah aprikot, pir, prem, dan peach.
  3. Berikan air lebih banyak. Kadang bayi kurang minum air putih tanpa Anda sadari. Padahal memberikan air adalah cara paling gampang dan murah untuk melunakkan kotoran anak. Air esktra harus disertai dengan serat yang ekstra.
  4. Bila anak sakit saat sembelit, dapat juga Anda gunakan supositoria gliserin, yaitu obat yang disisipkan ke dalam dubur yang berfungsi untuk melumasi dubur bila anak mengalami luka di rektum. Walaupun obat ini dijual bebas di apotek, sebaiknya penggunaannya dikonsultasikan ke dokter karena banyak juga ahli medis berpendapat bahwa penggunaan obat ini tidak bisa dilakukan terus-menerus.
  5. Pada anak yang berumur lebih besar dari bayi (batita maupun balita), sembelit mungkin sudah masuk dalam tahap sembelit kronis. Sebaiknya perawatan diberikan pada usus besar yang mungkin normal atau mungkin juga sudah mengalami sembelit, dan hal ini dapat memakan waktu perawatan sampai dua bulan. Yang jelas, bila anak Anda selalu kesakitan dan tegang saat BAB, segera konsultasikan ke dokter yang tepat.










Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus, rectum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002)
Atresia ani atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum.
Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong, 520 : 2003).
Atresia berasal dari bahasa Yunani, a artinya tidak ada, trepis artinya nutrisi atau makanan. Dalam istilah kedokteran atresia itu sendiri adalah keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya berlubang atau buntunya saluran atau rongga tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau terjadi kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia dapat terjadi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani yaitu tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata. Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk membuat saluran seperti keadaan normalnya
Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4 golongan, yaitu:
1. Stenosis    rektum yang  lebih   rendah            atau    pada   anus
2. Membran   anus   yang   menetap
3. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-
Macam           jarak   dari     peritoneum
4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung
2. Etiologi
Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.
3. Patofisiologi
Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :
1) Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik
2) Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
3) Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan
4) Berkaitan dengan sindrom down
5) Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan











PENUTUP
Kesimpulan
Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengatsi konstipasi diantaranya:

a.       Berikan bayi anda lebih banyak cairan seperti air putih, susu atau setelah usia 4 bulan dapat diberikan jus buah yang diencerkan.
b.      Olahraga, bantulah bayi anda dengan melakukan olah raga kecil dengan cara menekuk lutut bayi kearah perutnya secara lenbut beberapa kali, yang akan membantu untuk mengeluarkan BAB (buang air besar).
c.       Berikan bayi anda mandi air hanga.
d.      Oleskan vaselin atau beby oil didaerah sekitar anus bayi.
e.       Setelah bayi mulai makan padat, berikanlah lebih banyak makanan yang berserat dari buah dan sayur.
f.       Kebiasaan BAB yang baik












DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar