KEGAWATDARURATAN
MATERNAL DAN NEONATAL
TIDAK
BAB SELAMA 48 JAM PADA NEONATAL
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
IV
HALIDA
ZIA
HENI
LESTARI
HERIATI
SUNARSIAH
DOSEN PENGAMPU :
INDRAYANI BR
HARAHAP,Skep.Ns.
AKADEMI
KEBIDANAN KELUARGA BUNDA JAMBI
TAHUN
AJARAN.2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “TIDAK BAB DALAM WAKTU 48
JAM”
Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun semoga makalah ini
berrmanfaat bagi pembaca
Jambi
maret 2013
PENULIS
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar.....................................................................................
ii
Daftar isi
..............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................
A.LATAR BELAKANG
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................
BAB III
PENUTUP..................................................................................
A.KESIMPULAN.....................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................
PENDAHULUAN
Konstipasi (Tidak BAB dalam waktu
48jam) adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Dapat
diartikan sebagai defekasi yg jarang, jumlah feses (kotoran) kurang, atau
fesesnya keras dan kering.
Konstipasi jg dapat diartikan sebagai
keadaan dimana membengkaknya jaringan dinding dubur (anus) yg mengandung
pembuluh darah balik (vena) sehingga saluran cerna seseorang yang mengalami
pengerasan feses (tinja)dan kesulitan untuk melakukan buang air besar.
Bayi mengalami konstipasi atau
kesulitan buang air besar artinya bayi buang air besar sukar, feses keras dan
seperti batu dan sangat sulit dan sakit sewaktu keluar.
BAB II
PEMBAHASAN
BAYI TIDAK BAB DALAM WAKTU 48 JAM
KONSTIPASI PADA BAYI
Definisi
Konstipasi adalah terhambatnya
defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai
defekasi yg jarang, jumlah feses (kotoran) kurang, atau fesesnya keras dan
kering.
Konstipasi jg dapat diartikan sebagai
keadaan dimana membengkaknya jaringan dinding dubur (anus) yg mengandung
pembuluh darah balik (vena) sehingga saluran cerna seseorang yang mengalami pengerasan
feses (tinja)dan kesulitan untuk melakukan buang air besar.
Bayi mengalami konstipasi atau
kesulitan buang air besar artinya bayi buang air besar sukar, feses keras dan
seperti batu dan sangat sulit dan sakit sewaktu keluar.
Etiologi
a. Mekanik
Yaitu karena ada sumbatan
(obstruksi) atau kelancaran gerakan peristaltik usus misalnya akibat kanker,
diverkulitis (radang devertikel) stenolisis (penyempitan pembuluh/saluran)
megakolon (peleburan usus besar) ileusparalitik (obstruksi ususyg menimbulkan
mules yg hebat dan muntah-muntah).
b. Fisiologik
Dehidrasi, diet rendah serat,
penyakit dengan demam, kurang tidur, pembedahan penyakit yang melemahkan dan kehamilan.
c. Psikogenik
atau tingah laku
Kebiasaan buruk (mengabaikan keinginan untuk buang air
besar) dan cemas.
d. Farmakologik
Opiat, codein, morfin, antidepresan,
trisiklik, antikolinergik, antasida. Yang mengandung alumunium.umumnya, akibat
lanjutnya (proknosis) meliputi kejadian yang baru saja terjadi (akut), karena
penyakit atau inaktifitasyang terpaksa. Tetapi bisa saja kurang baik pada jenis
psikogenik atau akibat tingkah laku (jika tidak ada perbaikan yang serius).
Untuk mengetahui secara pasti penyebabnya, perlu amnanesa yg teliti dan
pemeriksaan klinis, digital, proktoskopi.
Penyebab
Kontipasi dapat disebabkan oleh:
a. Nutrisi
yang baruk serta rendah serat.
b. Kebiasaan BAB
yang tidak baik.
c. Kurangnya
asupan cairan.
d. Kurangnya
aktivitas fisik.
e. Pembuatan
susu formula yang konsentrasi terlalu kuat.
f. Toilet
training yang dipaksakan. Toilet training pada anak yang belum siap secara
emosional dapat mengakibatkan anak memberontak dengan menhan keinginan BAB.
g. Kecenderungan
alami gerakan usus yang lebih lambat, misalnya pada anak dengan riwayai feses
yang lebih padat dari normal pada minggu-minggu awal setelah lahir.
h. Adanya kondisi
anus yang menyebabkan nyeri, misalnya robekan pada lapisa mukosa anus (anal
fissure).
Konstipasi jarang terjadi pada
bayi yang diberikan ASI (air susu ibu) eksklusif. Konstipasi
biasanya mulai terjadi pada bayi yang mulai meminum susu formula atau mulai
makan makanan lainnya, konsistensi dari feses (tinja) akan berubah dan dapat
menjadi konstipasi.
Tinja pada bayi dengan ASI eksklusif konsistensinya biasanya lembek, berair, warna
kuning tuadan berbiji-biji. Bayi yang memperoleh ASI eksklusif biasanya jarang menderita sembelit. Hal tersebut
karena ASI mengandung nutrisi nutrisi dalam bentuk yang medah dicerna dan
diserap tubuh.
Pada bayi yang diberi susu
formula, sembilit yang terjadi mungkin saja karena jenis susu botol
yang di minumnya. Susu yang mengandung zat besi terlalu tinggi, bisa membuat sikecil
mengalami sembelit (kostipasi). Maka, coba perhatikan susu si keci. Bla memang
kandungan zat besinya terlalu tinggi, mungkin bisa menggantinya dengan susu yg
lain. Tapi alangkah baiknya, sebelum mengganti susu, terlebih dahulu
berkonsultasi dg dokter anak.
Konstipasi jarang sekali pada neonatus, jika terjadi biasanya disebabkan oleh fisura ani
atau masalah pemberian makanan. Pada anak-anak, konstipasi terlazim disebabkan
oleh perubahan dalam kebiasaan sehari-hari atau lingkungan mereka.
Konstipasi dapat timbul karena
anak mempunyai suatu kondisi, seperti fisura rekti yang menyebabkan defekasi
yang nyeri. Karena ketakutan defekasi nyeri, maka anak-anak mensupresi
keinginaan berdefekasi, mengabadikan produksi feses yang keras dan kering, yg
terus-menerus mengiritasi fisura rekti.
Manifestasi klinis
Permulaan timbulnya dan lamanya konstipasi
a. Konstipasi
akut
Lama konstipasi :1-4 minggu
Penyebab :infeksi
firus, obstruksi mekanis, dehidrasi
b. Konstipasi
kronik
Lama konstipasi :lebih dari satu bulan
Penyebab :biasanya
fungsional, penyakit Hirschsprung.
Penanganan.
Beberapa langkah yang dapat
digunakan untuk mengatsi konstipasi diantaranya:
a. Berikan
bayi anda lebih banyak cairan seperti air putih, susu atau setelah usia 4 bulan
dapat diberikan jus buah yang diencerkan.
b. Olahraga,
bantulah bayi anda dengan melakukan olah raga kecil dengan cara menekuk lutut
bayi kearah perutnya secara lenbut beberapa kali, yang akan membantu untuk
mengeluarkan BAB (buang air besar).
c. Berikan
bayi anda mandi air hanga.
d. Oleskan vaselin
atau beby oil didaerah sekitar anus bayi.
e. Setelah
bayi mulai makan padat, berikanlah lebih banyak makanan yang berserat dari buah
dan sayur.
f. Kebiasaan
BAB yang baik
1). Anak yang mengalami
konstipasi harus dilatih untuk membanguan kebiasaan BAB yang baik.
2). Anak juga harus belajar
untuk tidak menahan keinginan BAB.
Salah satu komplikasi konstipasi kronis yang cukup
serius adalah enkopresis, yaitu keluarnya feses secara involunter sebagai
akibat impakasi sekunder oleh masa feses yang sangat banyak.
Jika bayi mengalami sembelit pada satu
minggu pertama kelahiran harus dicurigai ada kelainan anatomi bawaan sejak
lahir. Yang paling sering adalah Hirschprung, yaitu tidak ditemukannya persarafan pada sebagian segmen usus. Dengan
tidak adanya sistem saraf tersebut, gerakan usus akan terganggu sehingga tinja
akan tertahan disitu. Bila keadaan ini berlangsung lama, kuman-kuman di usus
besar jadi menumpuk dan berlebihan. Selanjutnya akan terjadi infeksi
enterokolitis (infeksi
usus). Jika didiamkan bisa menjadi sepsis
(infeksi berat) yang dapat menyebabkan kematian pada bayi.
Bisa juga lama-lama karena pembusukan
kotoran, akan mengeluarkan cairan. Cairan ini akan merembes keluar tanpa bisa
ditahan oleh anus karena tak ada persarafan tadi. Mungkin orang tua ataupun
dokter tidak menyadari si bayi
mengalami mencret atau diare biasa. Untuk mengetahui perbedaannya
dengan diare normal, bisa diperhatikan dari baunya yang busuk. Selain itu ,
perut si bayi juga akan kembung sekali alias membuncit. Ditambah lagi dengan
ada riwayat BAB yang tidak pernah normal. Sedangkan pada diare yang normal,
biasanya sebelumnya tidak ada riwayat BAB yang bermasalah. Jadi tiba-tiba
terkena infeksi lalu mencret.
Untuk memastikan adanya kelainan ini
dilakukan pemeriksaan dengan barium enema lewat anus. Bagian usus yang
tidak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi. Operasi ini biasanya
dilakukan dua kali. Pertama, dibuang usus yang tidak ada persarafannya. Kedua,
kalau usus tidak bisa ditarik kebawah, langsung disambung keanus. Kalau
ternyata ususnya belum bisa ditarik, maka dilakukan Kolostomi, yaitu dibuat
lubang ke dinding perut. Jadi bayi akan BAB lewat lubang tersebut. Nanti kalau
ususnya sudah cukup panjang, bisa dioperasi lagi untuk diturunkan dan disambung
langsung ke anus. Biasanya menunggu sampai ususnya lebih panjang , ini bisa
memakan waktu sampai 3 bulan, tergantung kondisi si anak. Selama itu, anak
tetap harus dikontrol terus, dua minggu sekali atau sebulan sekali.
Setelah dioperasi dengan dibuang kelainannya, BAB anak biasanya akan
normal kembali. Kecuali jika kelainannya parah sampai usus besarnya harus dibuang
semuanya, maka akan tetap bermasalah. Namun kasus ini jarang terjadi.
Tanda-tanda sembelit pada bayi :
- Pada bayi yang baru lahir, fesesnya keras dan
dikeluarkan kurang dari sekali sehari dengan tegang dan sulit
- Feses besar, kering, keras, dan sakit saat
mengeluarkannya
- Feses keras yang menyerupai batu kali kecil
dikeluarkan oleh bayi yang tegang, yang menekuk kakinya ke atas perutnya,
mengejan dengan keras, dan wajahnya memerah selama BAB
- Kadang ada percikan darah di sepanjang bagian
feses
- Perut terasa tidak nyaman karena feses jarang
dikeluarkan dengan keras
Penyebab sembelit
Makanan atau susu yang baru
Pengubahan dari ASI ke susu formula, atau dari susu formula yang satu ke lainnya, atau ke susu sapi.
Makanan atau susu yang baru
Pengubahan dari ASI ke susu formula, atau dari susu formula yang satu ke lainnya, atau ke susu sapi.
Gangguan emosional
Sebagian dokter anak berpendapat bahwa salah satu penyebab anak sembelit adalah adanya reaksi alergi.
Bagaimana mengatasinya?
- Berikan bayi atau batita makanan yang dapat
mengurangi sembelit. Hindari dulu beras, roti putih, sereal beras, pisang,
buah apel, wortel yang dimasak, susu, dan keju yang berpotensi memicu
sembelit. Bila bayi mulai menunjukkan tanda-tanda sembelit, berikan
tumbukan buah peach atau prune untuk mengurangi sembelitnya.
- Tambahkan makanan berserat ke dalam menu bayi dan
balita. Serat melembutkan feses dengan menyerap air ke feses dan
membuatnya berbentuk dan mudah untuk lewat. Makanan berserat untuk bayi
yang lebih tua adalah sereal, biskuit terigu, roti dan biskuit dari
gandum, sayuran kaya serat seperti kacang polong, brokoli, serta buncis.
Buah-buahan sebagai pencuci perut adalah buah aprikot, pir, prem, dan
peach.
- Berikan air lebih banyak. Kadang bayi kurang
minum air putih tanpa Anda sadari. Padahal memberikan air adalah cara
paling gampang dan murah untuk melunakkan kotoran anak. Air esktra harus
disertai dengan serat yang ekstra.
- Bila anak sakit saat sembelit, dapat juga Anda
gunakan supositoria gliserin, yaitu obat yang disisipkan ke dalam dubur
yang berfungsi untuk melumasi dubur bila anak mengalami luka di rektum.
Walaupun obat ini dijual bebas di apotek, sebaiknya penggunaannya
dikonsultasikan ke dokter karena banyak juga ahli medis berpendapat bahwa
penggunaan obat ini tidak bisa dilakukan terus-menerus.
- Pada anak yang berumur lebih besar dari bayi
(batita maupun balita), sembelit mungkin sudah masuk dalam tahap sembelit
kronis. Sebaiknya perawatan diberikan pada usus besar yang mungkin normal
atau mungkin juga sudah mengalami sembelit, dan hal ini dapat memakan
waktu perawatan sampai dua bulan. Yang jelas, bila anak Anda selalu
kesakitan dan tegang saat BAB, segera konsultasikan ke dokter yang tepat.
Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang
dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus, rectum atau keduanya (Betz. Ed
3 tahun 2002)
Atresia ani atau anus
imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian
entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak
rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak
berhubungan langsung dengan rectum.
Atresia Ani merupakan kelainan bawaan
(kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong, 520 :
2003).
Atresia berasal dari bahasa Yunani, a artinya
tidak ada, trepis artinya nutrisi atau makanan. Dalam istilah kedokteran
atresia itu sendiri adalah keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan
normal atau organ tubular secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata
lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya berlubang atau buntunya
saluran atau rongga tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau
terjadi kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia
dapat terjadi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani
yaitu tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus
imperforata. Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan
operasi untuk membuat saluran seperti keadaan normalnya
Menurut Ladd
dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4 golongan, yaitu:
1. Stenosis rektum yang lebih rendah atau pada anus
2. Membran anus yang menetap
3. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-
2. Membran anus yang menetap
3. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-
Macam jarak dari peritoneum
4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung
4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung
2. Etiologi
Atresia dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Putusnya
saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa
lubang dubur
2. Kegagalan
pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
3. Adanya
gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian
distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai
keenam usia kehamilan.
3.
Patofisiologi
Atresia ani
atau anus imperforate dapat disebabkan karena :
1) Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara
komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan
embrionik
2) Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga
bayi lahir tanpa lubang dubur
3) Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia
ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi
dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan
4) Berkaitan
dengan sindrom down
5) Atresia
ani adalah suatu kelainan bawaan
PENUTUP
Kesimpulan
Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengatsi konstipasi diantaranya:
a. Berikan
bayi anda lebih banyak cairan seperti air putih, susu atau setelah usia 4 bulan
dapat diberikan jus buah yang diencerkan.
b. Olahraga,
bantulah bayi anda dengan melakukan olah raga kecil dengan cara menekuk lutut
bayi kearah perutnya secara lenbut beberapa kali, yang akan membantu untuk
mengeluarkan BAB (buang air besar).
c. Berikan
bayi anda mandi air hanga.
d. Oleskan vaselin
atau beby oil didaerah sekitar anus bayi.
e. Setelah
bayi mulai makan padat, berikanlah lebih banyak makanan yang berserat dari buah
dan sayur.
f. Kebiasaan
BAB yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar